Breaking News
Loading...
Rabu, 10 April 2013

Kesehatan ialah salah satu aset yang paling mahal yang dimiliki oleh setiap manusia, ini disebabkan karena mahalnya biaya pengobatan yang harus dibayar oleh orang yang kurang mampu, Namun dalam hal ini Kabupaten Maros melihat hal ini bukanlah masalah yang harus dibesar-besarkan, karena Maros telah menyusun konsep perawatan kesehatan bagi warga yang kurang mampu.

Anggaran yang telah dibuat akan mampu memberikan perubahan bagi warga maros dalam hal kesehatan dan penobatan.

Maros dan Seputar Kesehatan
Kesehatan (Int.)

Dinas kesehatan telah melansir bahwa pada tahun lalu 15 orang meninggal selama bulan Oktober 2012 hingga Maret 2013 di Kampung Jobijoker terdiri dari 2 ibu hamil dengan gejala anemia, panas tinggi dan batuk serta 3 anak dengan gejala panas tinggi dan batuk. Sementara 10 orang lainnya berasal dari desa Badek dan Kavevor dengan diagnose dan gejala tidak jelas.

Ini mengisyaratkan bahwa masih belum stabilnya masalah kesehatan diberbagai tempat yang ada di Indonesia. namun kita semua berharap bahwa biaya kesehatan bukanlah menjadi penghambat seseorang untuk berobat sehingga kesehatan bukan hanya milik mereka yang ber-uang  tetapi juga milik semua Masyarakat Indonesia

Dewasa ini ada sebuah kejadian seorang Ibu yang berasal dari warga Desa Bonto Pa'dingin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, akhirnya mendapat perawatan di Rumah Sakit Pendidikan Unhas, Makassar.

Ibu ini, menderita tumor ganas (CA Cinotisan) dihidungnya. Sudah setahun, gumpalan daging hampir menutupi seluruh wajahnya. Ketiadaan biaya membuatnya tak bisa mendapat perawatan medis.

Kamis (14/3/13), Hadira dibawa ke rumah sakit oleh Kurir Sedekah Rombongan Celebes Area Sulawesi. Seluruh biaya pengobatan Hadira ditanggung lembaga tersebut.Koordinator Kurir Sedekah Rombongan Celebes Area Sulawesi, Mujawwid M Arif , mengatakan, tumor yang dialami ibu tersebut, awalnya hanya mimisan kemudian membentuk gumpalan kecil sebesar biji jagung. Lama-kelamaan, gumpalan membesar karena tidak segera mendapat penanganan medis. Menurut Mujawwid, Hadira sebenarnya pernah dioperasi di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Tetapi setelah dioperasi ternyata masih ada sisa tumor yang belum diangkat. "Kata suaminya, pihak rumah sakit mau angkat sisa tumor itu, tapi butuh biaya puluhan juta. Karena tidak sanggup membayarnya hingga operasi pengangkatan sisa tumor tidak jadi dilakukan," ungkapnya. Selain Hadira, RS Pendidikan Unhas, Makassar, juga sedang menangani Faris (5), bocah asal Kabupaten Bone yang menderita tumor di pantatnya.

Sumber : Tribun Timur

0 komentar:

Posting Komentar